Technology
Cara Melakukan Risk Assessment Vendor yang Efektif Sebelum Menjalin Kerja Sama Baru
Learn how to reduce vendor fraud, credit risk, and supply delays with this practical risk assessment framework.

Kezia A.
CEO Office
Diterbitkan :
18 Jun 2025, 00.00
Di era bisnis yang bergerak cepat seperti sekarang, setiap vendor yang Anda ajak kerja sama membawa peluang sekaligus risiko. Baik Anda mencari bahan baku, bermitra dengan distributor, atau memberikan kredit ke retailer memilih mitra yang salah bisa berujung pada keterlambatan pengiriman, tagihan tidak dibayar, atau bahkan masalah hukum.
Itulah mengapa proses vendor risk assessment yang terstruktur bukan lagi sekadar pelengkap melainkan suatu keharusan. Panduan ini menjelaskan pendekatan lima langkah praktis dalam menilai vendor baru dan bagaimana tools seperti RiskWatch dapat menyederhanakan serta mempercepat proses tersebut dengan menyediakan akses ke data resmi dan wawasan kredit.
Kenapa Vendor Risk Assessment Penting
Risk assessment vendor membantu Anda menilai kesehatan keuangan, hukum, dan operasional calon mitra sebelum menandatangani kerja sama. Melewatkan tahap ini bisa membuka potensi masalah serius, seperti:
Gangguan operasional akibat supplier tidak andal
Kerugian finansial dari gagal bayar atau utang
Risiko reputasi atau hukum dari entitas yang tidak patuh atau masuk daftar hitam
🟢 Statistik: PwC melaporkan bahwa 47% kasus fraud terkait pengadaan melibatkan vendor yang memalsukan identitas atau kredensial.
Dalam banyak kasus, bisnis hanya mengandalkan jaringan pribadi atau “feeling” dalam memilih vendor. Pendekatan informal ini mungkin cukup di skala kecil, tapi tidak bertahan dalam kemitraan yang kompleks atau berisiko tinggi.
Proses 5 Langkah untuk Risk Assessment Vendor yang Efektif
Langkah 1: Konfirmasi Informasi Legal Dasar
Mulai dari dokumen penting:
NIB, NPWP, SIUP
Nama perusahaan, alamat, dan direktur
Verifikasi melalui portal pemerintah seperti AHU atau OSS, atau gunakan platform seperti RiskWatch yang mengumpulkan data bisnis resmi dalam satu tempat.
🔍 Tips: Bahkan untuk vendor kecil atau informal, pastikan ada dokumen terverifikasi seperti NPWP, KTP, atau foto tempat usaha.
Langkah 2: Cek Stabilitas Keuangan dan Kredit
Untuk vendor yang memegang peran penting atau diberikan kredit, penting untuk memahami kondisi keuangan mereka.
Tinjau:
Riwayat gagal bayar, sengketa hukum
Rasio utang tinggi atau arus kas buruk
Perilaku pembayaran pada transaksi sebelumnya
🟠 Statistik: Studi Katadata Insight Center menunjukkan bahwa perusahaan B2B di Indonesia yang tidak memantau kelayakan kredit vendor mengalami risiko gagal bayar 2-3x lebih tinggi dalam 12 bulan.
🔹 Sumber: Katadata & KADIN briefings.
Jika data finansial tidak tersedia langsung dari vendor, gunakan platform tepercaya seperti RiskWatch yang menggabungkan data finansial terverifikasi dan insight perilaku.
Langkah 3: Identifikasi Risiko Kepemilikan dan Kontrol
Mengetahui siapa pemilik dan pengendali perusahaan penting untuk melindungi bisnis Anda dari risiko tersembunyi.
Cek:
Daftar direktur, pemegang saham, dan pemilik manfaat
Keterkaitan dengan entitas terlarang atau PEP (Politically Exposed Persons)
Pergantian kepemilikan yang sering bisa jadi tanda perusahaan cangkang
Ini krusial untuk kepatuhan hukum dan menjaga reputasi, terutama di sektor teregulasi atau ekspor-impor.
Langkah 4: Evaluasi Keandalan Operasional
Cek legalitas dan keuangan saja tidak cukup. Pastikan vendor benar-benar bisa deliver.
Evaluasi:
Riwayat pemenuhan pesanan, keandalan layanan, kecepatan pengiriman
Referensi dari klien sebelumnya
Kapasitas produksi atau logistik (untuk produsen/distributor)
🔍 Analogi: Seperti belanja dari toko online bintang lima — tampak bagus, tapi kalau tidak cek ulasan atau riwayat pengiriman, Anda bisa dapat produk palsu atau telat.
Langkah 5: Standarisasi Skoring dan Dokumentasi
Langkah terakhir adalah memastikan proses Anda konsisten dan bisa diaudit.
Buat kartu skor sederhana, misalnya:
Verifikasi legal (Lolos/Gagal)
Kelayakan kredit (Rendah / Sedang / Tinggi)
Transparansi kepemilikan (Jelas / Berisiko)
Keandalan operasional (skala 1–5)
Simpan semua temuan, keputusan, dan dokumen pendukung dalam satu lokasi. Dengan RiskWatch, Anda bisa ekspor laporan profesional untuk mendukung keputusan onboarding atau penolakan vendor.
Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari
Hanya mengandalkan rekomendasi pribadi
Melewatkan verifikasi vendor “kecil” (tetap bisa berisiko tinggi)
Tidak melakukan peninjauan ulang setelah onboarding
Tidak ada jejak dokumen yang mendukung keputusan
Bagaimana RiskWatch Menyederhanakan Risk Assessment
Walau bisa dilakukan manual, RiskWatch mempercepat proses ini — terutama saat menangani puluhan atau ratusan vendor.
Berikut fitur utamanya:
Menarik data identitas & kepemilikan dari sumber resmi
Memberikan insight risiko berbasis data finansial terverifikasi
Menandai risiko seperti perusahaan cangkang, daftar hitam, dan duplikasi
Menyediakan laporan yang bisa diunduh untuk mendukung keputusan procurement & kredit
Berbasis web tidak perlu instalasi IT atau integrasi API
Baik Anda di tim procurement, kredit, atau operasional RiskWatch mengubah proses jam-jaman jadi hitungan menit tanpa mengurangi akurasi.
Kategori | Yang Dicek | Sumber / Tools |
---|---|---|
Legal Identity | NIB, NPWP, SIUP, alamat | OSS / AHU / RiskWatch |
Ownership | Pemegang saham, direktur, pemilik manfaat | RiskWatch / Company registry |
Credit History | Perilaku bayar, tagihan, sinyal utang | RiskWatch (data terverifikasi) |
Fraud Risk | Perusahaan cangkang, daftar hitam, red flags | RiskWatch alerts |
Performance | Riwayat pengiriman, referensi, kapasitas | Riset internal |
Dokumentasi | Kartu skor, log keputusan, laporan | Google Drive / RiskWatch |
FAQ: Vendor Risk Assessment
Q1: Seberapa sering vendor harus dievaluasi ulang?
A: Minimal sekali setahun. Segera lakukan peninjauan jika ada masalah performa, perubahan kepemilikan, atau red flag.
Q2: Bagaimana jika vendor tidak punya dokumen formal?
A: Gunakan bukti lain seperti NPWP, KTP, foto usaha, atau referensi. Bahkan usaha mikro harus punya verifikasi minimum.
Q3: Apakah kami perlu tim compliance khusus?
A: Tidak. Checklist terstruktur dan tools yang tepat memungkinkan tim kecil pun menjalankan assessment dengan baik.
Q4: Apa red flag paling serius?
A: Kombinasi kepemilikan tidak jelas dan riwayat kredit buruk adalah sinyal risiko tertinggi.
Kesimpulan: Cek Lebih Pintar, Kemitraan Lebih Aman
Risk assessment vendor tidak harus memperlambat bisnis Anda — tapi melewatkannya bisa jauh lebih merugikan. Dengan proses yang terstruktur dan platform seperti RiskWatch, tim Anda bisa bergerak cepat tanpa mengorbankan keamanan.

Siap menyederhanakan pengecekan vendor Anda?
Coba RiskWatch hari ini dan kurangi risiko tanpa menambah beban kerja.